Art of Seduction, 50th Law, 48 Laws of Power, Mastery, 33 Strategies of War ... semua adalah buku tulisan Robert Greene. Bila ditarik benang merah dari semua buku-buku tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa beliau sangat terobsesi dengan kekuasaan, kekuatan, strategi. Hal-hal yang buat orang kita ini menggolongkannya dalam lingkup negatif karena berhubungan dengan ketamakan. Tapi bila anda membaca bukunya secara objektif, anda bisa memetik banyak manfaat positif dari sana. Di antara manfaat positif tersebut adalah kemampuan untuk memahami karakteristik manusia baik dari sisi gelap maupun terang (walau memang lebih banyak gelapnya sih). Buku-buku Robert Greene memberikan ide pada kita bahwa kita ini memang hidup di tengah-tengah serigala. Kawan pun bisa jadi lawan dan sebaliknya. Kita butuh strategi untuk menghadapi orang lain, atau kita akan mati "dimakan".
Dalam artikel ini saya ingin membahas mengenai arketipe yang disebutkan oleh Robert Greene dalam buku Art of Seduction. Buku tersebut merupakan buku mengenai hubungan antar individu baik dalam lingkup kecil (asmara, misalnya) sampai lingkup luas (kharisma pemimpin negara, misalnya). Yang menarik dari buku itu sebenarnya adalah contoh-contoh yang dimuat oleh Greene yang diangkat baik dari karya klasik seperti Don Juan atau kejadian nyata seperti kisah Cassanova. Nah, berhubung dua nama itu sudah disebut, dan dikaitkan dengan judulnya yang menjurus, barangkali anda menebak bahwa buku itu merupakan buku panduan untuk merayu lawan jenis (atau sesama jenis). Anda setengah benar. Untuk lebih mendalamnya, AoS merupakan buku untuk membahas daya tarik yang mungkin bisa dimiliki seseorang. Rupanya daya tarik masing-masing orang pun sifatnya unik. Greene membagi macam-macam daya tarik tersebut ke dalam 8 Arketipe. Arketipe-arketipe itulah yang akan saya bahas di sini.
1. Siren/Rake
|
Marylin Monroe, Siren |
A man is often secretly oppressed by the role he has to play—by always having to be responsible,
in control, and rational. The Siren is the ultimate male fantasy figure because she offers a
total release from the limitations of his life. In her presence, which is always heightened and
sexually charged, the male feels transported to a realm of pure pleasure. In a world where
women are often too timid to project such an image, learn to take control of the male libido by
embodying his fantasy.
Pada intinya, Siren dan Rake itu sama, hanya saja Siren untuk perempuan dan Rake untuk laki-laki.
Pernahkah Anda bertemu dengan seorang wanita yang sangat percaya diri dan begitu nyaman dengan kondisi tubuhnya sehingga ia terlihat sangat menarik sampai ke dalam tahap sensual? Salah satu indikasinya : banyak pria yang terpikat oleh aura wanita sejati ini sampai-sampai mengejarnya hingga merayap di bawah kaki wanita itu. Padahal belum tentu wanita itu cantik. Menurut bukti pada uang koin Mesir pada masa itu, Cleopatra digambarkan sebagai wanita langsing dengan wajah yang panjang. Suara Marilyn Monroe terdengar kekanak-kanakan. Tapi tetap saja banyak pria yang tergila-gila pada mereka sehingga melakukan segalanya demi memiliki mereka.
A woman never quite feels desired and appreciated enough. She wants attention, but a man is
too often distracted and unresponsive. The Rake is a great female fantasy-figure—when he desires
a woman, brief though that moment may be, he will go to the ends of the earth for her.
He may be disloyal, dishonest, and amoral, but that only adds to his appeal. Stir a woman's
repressed longings by adapting the Rake's mix of danger and pleasure.
Namun seorang Rake adalah sosok yang kini lebih banyak disebut "bad boy", mata keranjang yang seakan
terlahir untuk tidur dengan setiap wanita di dunia. Contoh paling klasik adalah Don Juan (walau sekarang sudah difeminisasi), dan contoh nyatanya adalah seorang prajurit WWI dari Italia bernama Gabriel D'Anunzio. Seorang Rake menyukai hal-hal yang menjadi kelemahan para pria, mereka suka berjudi, playboy, dan wanita melihat mereka sebagai tantangan. Wanita tahu bahwa mereka adalah playboy, namun merasa yakin bahwa mereka bisa menakhlukkan si badboy ini padahal sesungguhnya, Rake tidak akan pernah berubah. They born that way.
2. Ideal Lover (Kekasih Idaman)
Most people have dreams in their youth that get shattered or worn down with age. They find
themselves disappointed by people, events, reality, which cannot match their youthful ideals.
Ideal Lovers thrive on people's broken dreams, which become lifelong fantasies. You long for romance?
Adventure? Lofty spiritual communion? The Ideal Lover reflects your fantasy. He or
she is an artist in creating the illusion you require. In a world of disenchantment and baseness,
there is limitless seductive power in following the path of the Ideal Lover.
Robert Greene menggambarkan Ideal Lover sebagai seorang pelukis. Yang saya pahami dari seorang IL, pada saat mereka berkenalan dengan anda, mereka akan membiarkan anda bercerita banyak untuk mengenal orang seperti apa anda. Dengan cara demikian mereka bisa masuk ke dalam dunia anda dan menjadi figur yang anda inginkan. Tapi ini bukan lagu ciptaan Pongky yang dipopulerkan Chrisye itu (itu contoh IL yang gagal dalam misinya), seorang Ideal Lover adalah seorang yang romantis dan diplomatis. Contohnya adalah Casanova.
Bila anda adalah figur yang kesepian, dia bisa berubah menjadi seorang needy yang ketergantungan pada anda. Bila anda ingin badboy, dia jadi badboy. Tapi pernah Casanova berniat merayu seorang wanita cantik, dan dia ingin mempermalukan Casanova. Begitu mengetahui maksud wanita itu, Casanova berbalik mempermalukan wanita tersebut. Kisahnya ada di dalam buku Robert Greene, ... tenang, bukan pelecehan seksual kok.
Menurut saya, Ideal Lover adalah kebalikannya Rake. Bila Rake merayu wanita dengan caranya sendiri, seorang IL akan merayu targetnya dengan cara yang diinginkan si target.
3. The Dandy
|
Prince, The Dandy |
Most of us feel trapped within the limited roles that the world expects us to play. We are instantly
attracted to those who are more fluid than we are—those who create their own persona.
Dandies excite us because they cannot be categorized, and hint at a freedom we want for ourselves.
They play with masculinity and femininity; they fashion their own physical image,
which is always startling. Use the power of the Dandy to create an ambiguous, alluring presence
that stirs repressed desires.
Bukan, Dandy bukanlah seorang banci atau homoseksual. Aturan pertama menjadi seorang Dandy adalah dengan menjadi heteroseksual. Dandy bisa dibilang seperti seekor serigala yang ingin memangsa domba dengan cara menyamar sebagai domba. Tapi bedanya, Dandy memang memiliki kealamiahan yang androgini, dimana kadar maskulin dan feminim berimbang. Tapi mereka bukan homoseksual. Bukan.
Suatu malam, tengah malam, ... pada masa itu masih ada MTV. Seperti biasa saya tidak bisa tidur dan memutuskan untuk menonton televisi. Di cuplikan-cuplikan video musik itu ada sosok yang mencenangkan. Posturnya langsing, kurus, kulitnya kecoklatan dengan mata besar. Saya melongo, mencoba untuk memahami. Ini wanita super tomboy atau cowok kemayu? Wajahnya terlihat cantik dan gerak-geriknya gemulai, tapi suaranya suara falseto pria. Keambiguan ini membuat saya terkesan sehingga saya bisa ingat namanya sampai sekarang walau tidak tertarik untuk mendengarkan lagu-lagunya. Namanya, Prince. Tapi dia bukan homo, dia seorang Dandy. Sungguh dia bukan homo, tanya saja pada Kim Basinger, Madonna, Vanity, Sheila E., Carmen Electra, Susanna Hoffs, Anna Fantastic, Sherilyn Fenn, Susan Moonsie, Susannah Melvoin dan Mayte Garcia. Itu yang ketahuan, yah.
Lain lagi dengan female Dandy, mungkin contoh paling cepat terlintas dalam pikiran saya adalah Pink. Namun dalam bukunya, Greene memberikan contoh seorang filusuf wanita bernama Salome yang hidup pada apal tahun 1900an. Perjalanan cinta Salome mengacak-acak hati dan pikiran pria-pria jenius yang mungkin namanya akan muncul dalam buku kuliahan anda, terutama bila anda di bidang filsafat ... bahkan bapak Psikologi, Sigmund Freud pun tidak luput menjadi korbannya. Female Dandy memiliki daya tarik pada kemandirian, kecerdasan, cara berpikir dan keberanian ... sifat-sifat yang secara umum dimiliki oleh pria.
4. The Natural
Childhood is the golden paradise we are always consciously or unconsciously trying to re-create.
The Natural embodies the longed-for qualities of childhood—spontaneity, sincerity, unpretentiousness.
In the presence of Naturals, we feel at ease, caught up in their playful spirit,
transported back to that golden age. Adopt the pose of the Natural to neutralize people's
defensivencss and infect them with helpless delight.
Kita semua pernah mengalami masa kanak-kanak dimana dunia masih sederhana. Masa kanak-kanak ideal, masa dimana kita bermain dan menghadapi dunia apa adanya. Tidak ada yang serius, dunia ini menyenangkan, penuh fantasi. Asam pahit dunia belum meracuni pikiran dan hati kita, kita masih polos dan apa adanya .... Seiring berlalunya waktu, pahitnya luka batin atau trauma yang kita alami akan mengaktifkan sistem pertahanan diri, membuat kadar kecurigaan kita meningkat, membentuk kita jadi manusia yang lebih bijaksana atau lebih dingin, lebih sabar atau lebih keras, ... kita yang dipahat kehidupan menjadi manusia-manusia yang sadar bahwa ada dunia lain selain dunia kita : dunia bersama.
The Natural adalah anak-anak yang selamat dari bencana yang kita sebut "pengalaman hidup". Mereka adalah orang-orang naif dan polos, membentuk dunianya sendiri. Seperti yang digambarkan dalam lagu Sleeping Child, MLTR, dan mungkin juga lagu Paradisenya Coldplay. Mereka akan membawa anda ke dalam dunia mereka yang indah, seperti Peter Pan.
|
Robin Williams, The Natural |
5. Coquette
The ability to delay satisfaction is the ultimate art of seduction—while waiting, the victim is
held in thrall. Coquettes are the grand masters of the game, orchestrating a back-and-forth
movement between hope and frustration. They bait with the promise of reward—the hope of
physical pleasure, happiness, fame by association, power—all of which, however, proves elusive;
yet this only makes their targets pursue them the more. Imitate the alternating heat and
coolness of the Coquette and you will keep the seduced at your heels.
Pernah main layangan? Logikanya, anak alay belum tentu main layangan, tapi anak yang bermain layangan belum tentu alay. Tapi kita semua tahu bahwa saat bermain layangan, kita menarik dan mengulur benang untuk menjaga keseimbangan layangan saat mengudara di langit. Atau mungkin anda hobi memancing? Bila anda terlalu ngotot menarik benang saat ikan itu sedang menarik juga, ada kemungkinan benang akan putus.
Coquette seperti pemancing handal yang tahu kapan dia harus bersikap dingin dan kapan dia harus bersikap hangat. Ia tahu cara mempermainkan perasaan anda sehingga anda tergerak untuk mengejarnya, dan ketika anda berhenti mengejar, dia akan muncul kembali untuk memanas-manasi anda sehingga anda kembali mengejarnya. Tapi itulah daya tarik seorang coquette, es teh manis panas.
6. The Charmer
Charm is seduction without sex. Charmers are consummate manipulators, masking their cleverness
by creating a mood of pleasure and comfort. Their method is simple: They deflect attention
from themselves and focus it on their target. They understand your spirit, feel your pain,
adapt to your moods. In the presence of a Charmer you feel better about yourself. Learn to cast
the Charmer's spell by aiming at people's primary weaknesses: vanity and self-esteem.
Charmer adalah manipulator paling ulung. Dia sangat mahir menarik hati anda, mungkin dengan mendengarkan setiap ucapan anda dan memberikan reaksi yang anda inginkan. Atau dengan perhatian-perhatian yang mana dia tahu bahwa anda pasti menyukainya. Charmer pandai beradaptasi dengan suasana hati anda, dia benar-benar tahu bagaimana cara membuat anda merasa nyaman di dekatnya. Setelah anda terpikat, anda akan merasa bahwa andalah si charmer itu, dan tanpa sadar anda sudah termanipulasi.
Bedanya dengan Ideal Lover, para charmer mengincar insecurity yang anda rasakan dan seakan-akan mereka mengangkat atau menambalnya. Tapi lepas dari baik atau jahat, itulah yang dilakukan oleh charmer.
7. The Charismatic
Charisma is a presence that excites us. It comes from an inner quality—self-confidence, sexual
energy, sense of purpose, contentment—that most people lack and want. This quality radiates
outward, permeating the gestures of Charismatics, making them seem extraordinary and superior.
They learn to heighten their charisma with a piercing gaze, fiery oratory, an air of mystery.
Create the charismatic illusion by radiating intensity while remaining detached
Kharisma adalah daya tarik yang meradiasi seperti matahari. Biasanya terpancar dari bahasa tubuh, kata-kata yang diucapkan, cara menatap kepada orang lain. Seseorang dikatakan punya kharisma karena mereka memberikan apa yang diinginkan orang banyak. Misalnya saat bangsa ini gemas ingin merdeka, Ernest Douwes Dekker mengadakan tur keliling Indonesia, dengan gaya bicaranya yang berapi-api dia berhasil menggugah semangat para pemuda untuk memimpikan kemerdekaan. Satu generasi setelahnya, sahabatnya, Soekarno muncul sebagai figur anak bangsa yang meneruskan perjuangan Ernest.
Contoh lain yang terjadi baru-baru ini pada pesepak bola muda U19 yang berhasil memenangkan piala AFC dan prestasi gemilang di persepakbolaan internasional. Mereka seperti mengabulkan impian setiap masyarakat Indonesia untuk berprestasi dalam kejuaraan olahraga favorit negeri ini. Perhatian dari pemerintah pun diberikan pada mereka, diantaranya seperti memberikan beasiswa.
8. The Star
Daily life is harsh, and most of us constantly seek escape from it in fantasies and dreams. Stars
feed on this weakness; standing out from others through a distinctive and appealing style, they
make us want to watch them. At the same time, they are vague and ethereal, keeping their
distance, and letting us imagine more than is there. Their dreamlike quality works on our unconscious.
Learn to become an object of fascination by projecting the glittering but elusive presence
of the Star.
Jauh di mata, dekat di hati? Mungkin. The Star adalah orang-orang yang menjaga jarak dari sekitarnya, namun di sanalah daya pikat mereka berada. Mereka menarik karena mereka seperti poster idola. Ada untuk dikagumi, kehadiran mereka untuk dipandang, bukan untuk didekati, disentuh atau dimiliki. Mereka seperti bintang di langit, jauh tak tergapai. Seperti saat seseorang jatuh cinta pada aktris idola, hanya bisa pingsan saat mereka konser dan ketika siuman, sang artis idola hanya mengucapkan keprihatinan sebelum terbang lagi melanjutkan tur.
Tapi dalam hal ini, orang biasa (bukan idola) pun bisa saja menjadi The Star. Bila anda pernah bertemu dengan seorang yang tidak banyak bicara, tidak banyak mengutarakan pendapat atau isi hati, sehingga mereka terkesan misterius, mungkin dia adalah The Star. The Star menjaga jarak dari orang lain, bila anda menemukannya secara netizen, mungkin dia tidak memasang foto-foto pribadi atau tidak mengumbar informasi pribadi seperti dimana dia berada, apa pekerjaannya. Mungkin dia juga tidak akan pernah curhat mengenai pandangan pribadi secara politik, agama, atau isu-isu lain. Dia seperti tidak ada, tapi anda tahu dia ada. Dia memiliki daya tarik yang membuat anda penasaran dan ingin tahu lebih mengenainya, namun informasi tentang dia sangat terbatas. Bila anda pernah bertemu dengan orang misterius itu, mungkin dia adalah The Star.
Anti-seducer
Seducers draw you in by the focused, individualized attention they pay to you. Anti-seducers
are the opposite: insecure, self-absorbed, and unable to grasp the psychology of another person,
they literally repel Anti-Seducers have no self-awareness, and never realize when they are
pestering, imposing, talking too much. Root out anti-seductive qualities in yourself and recognize
them in others—there is no pleasure or profit in dealing with the Anti-Seducer.
Intinya, orang-orang yang tidak menarik. Anti-seducer ini juga ada pengelompokannya masing-masing, seperti ke 8 akretipe di atas. Tapi biarlah itu menjadi topik introduction di lain waktu. Pada intinya Anti-seducer merupakan sesuatu rintangan atau hambatan yang dimiliki seseorang (setiap orang punya satu) dalam menarik perhatian sekitarnya. Entah karena dia terlalu banyak bicara, terlalu negatif, terlalu egois atau terlalu banyak bicara tentang diri sendiri .... anda pasti pernah bertemu dengan seorang anti-seducer. Kalau saya sendiri, sosok anti-seducer yang baru-baru ini saya temui adalah seorang mantan senior saya di sebuah perusahaan. Dia anti-seducer karena terlalu banyak mengeluh. Jangan remehkan mengeluh, mengeluh itu dipenuhi dengan energi negatif yang bisa mengotori aura anda, dan melelahkan orang yang berhubungan dengan anda. Itu yang mengakibatkan seorang pengeluh dijauhi orang lain.